28 July 2007

memorabilia masa remaja

Belum lama ini, saya menemukan kotak pernak pernik milik adik saya, yang sekarang masih SMU. Ah, jadi ingat, saya juga pernah punya satu. Kalau punya adik saya sekarang isinya koleksi loose leaf bergambar, kartupos-pembatas buku-pin up-poster Harry Potter, punya saya dulu lain, secara Harry Potter belum dilahirkan ketika saya masih berseragam.

Dulu, di akhir dekade 90-an, boy band benar-benar merajalela. Mengekor suksesnya Take That, boy band-boy band yang bermunculan rata-rata juga dari daratan Eropa. Diawali Boyzone, lalu ada semacam Caught In The Act, dan yang fenomenal barangkali Westlife. Amerika rupanya ngiri, lantas mulai bermunculan grup-grup seperti Backstreet Boys (yang melambungkan nama Nick Carter), Bed and Breakfast (ada yang masih ingat?), sampai 98 Degrees yang konon beraliran R n B. Rata-rata tiap anggota grup yang sudah saya sebut tadi memang memiliki wajah ganteng, suara pas-pasan dan tubuh yang sedikit lentur sehingga mudah ditata koreografer di atas panggung. Entahlah dari mana logikanya, tapi kombinasi dari beberapa lagu recycle yang dinyanyikan cowok-cowok ganteng, ditambah sedikit gerakan yang sama di atas panggung ternyata mampu membius cewek-cewek untuik rela mengeluarkan sekian ratus ribu agar bisa menjerit di bibir panggung. Saya pun kalau punya duit segitu barangkali akan rela melakukan hal yang sama. Lantas, yang mana yang saya gila-gilai?

Sabar dulu! Sebelumnya saya akan menceritakan hal memalukan yang dulu saya anggap wajar. Salah satu majalah remaja yang rutin saya beli waktu SMU mengadakan polling tentang personil berwajah terganteng dari setiap boy band. Meskipun sekarang saya mengaku pengen ketawa, tapi malu tak malu saya akui juga, dulu saya khidmad mengikuti polling tersebut setiap edisinya sampai melupakan pe er kimia. Ada satu grup yang saya pikir bukan masuk kategori boy band, malah dimasukkan dalam polling. Well, benar semuanya ganteng, tapi mereka memainkan musik dan tidak mempekerjakan koreografer. Yup! Mereka adalah empat bersaudara dari Jerman, The Moffatts.

Entah apakah hati seorang gadis remaja (hayah, bahasanya!) gampang terinvasi oleh wajah bule muda yang selalu pamer senyum, begitu melihat Clint Moffatt di layar kaca, saya langsung jatuh cinta. Ingat ya, Clint Moffatt! Yang berambut jambul, satu dari si kembar tiga. Saya begitu tergila-gila sampai rela menabung uang jajan untuk membeli segala macam poster, stiker pembatas buku, pin up, bahkan kartu nama kosong dengan hiasan wajah anak-anak keluarga Moffatt ini. And you know what, semua teman saya tahu saya begitu tergila-gila sehingga kalau mereka menemukan sesuatu yang 'sepertinya' akan saya suka, mereka dengan senang hati akan membelinya dan membawa untuk saya keesokan harinya di sekolah.

Kalau inget jaman dulu banget, kadang-kadang kita suka geli ya, dengan kekonyolan masa lalu kita? Sekarang, setelah Clint dan Bob berkelana ke Bangkok dan akhirnya memutuskan untuk kembali bermain musik dan membentuk Same Same, kok saya jadi biasa banget ya?

Kalian juga pasti punya kan, hal yang digilai di masa lalu?