23 April 2008

ginger cookie

...ada yang tau resepnya? Karena saya telah berjanji pada seseorang yang saaaangat spesial untuk menghidangkan kue ini tujuh tahun lagi.

Kenapa harus kue jahe? Dan kenapa mesti tujuh tahun lagi?

Entahlah, itu adalah hal pertama yang melintas di kepala saya, dan lantas terucap begitu saja. Tapi kita harus menepati janji, bukan?

So, ada yang tau resepnya?

19 April 2008

merepet

Masih ingat kan, dengan posting saya beberapa waktu lalu tentang tokoh-tokoh chicklit? Kenapa cowok sempurna akhirnya selalu jatuh cinta dengan cewek yang merepet? Hm..barangkali karena si cewek tak sadar mengungkapkan apa yang selama ini disembunyikan di alam bawah sadarnya.

Saya baru ingat, waktu pertama kali bertemu 'dia', saya juga melakukan hal yang sama. Terus menerus bicara, dan bercerita tentang apa saja yang saat itu melintas di kepala. Tentang orang bule yang tak ingin jadi bule, Marc Jacobs, The Terminal, Alek Wek, dan banyak lagi. Dan selanjutnya....

Ah, saya sudah kelewat banyak membaginya! Kali ini biar tersimpan di kepala saja :)

finding the right one

Kenapa saya menulis mengenai ini? Karena memang rasanya tidak pernah bosan mengulik problem yang satu ini, apalagi dengan sesama perempuan lajang. Mau itu sambil makan siang, ngopi atau sekedar curhatan sebelum bobok.

Atau di pagi hari, di acara curhat sebuah radio. Baru saja, mistery guest saya bercerita tentang keraguannya pada pasangan, apa iya orang seperti dia yang nanti akan saya jadikan imam? Awalnya saya agak kecewa dengan topik curhatan yang menurut saya kurang seru, apalagi si MG ini sudah mendaftarkan diri untuk curhat sejak seminggu lalu. Saya pikir dia akan menceritakan sesuatu yang bombastis semisal perselingkuhan atau seks premarital. Tapi setelah mendengar ceritanya yang mengalir mengenai keraguan-keraguan, perbedaan karakter, saya jadi setengah ingin tertawa, setengahnya lagi membenarkan.

Bukankah itu yang kita lihat setiap harinya? Bukankah itu yang kita alami setiap hari? Kita rasakan setiap hari? Kita dan pasangan kita. Bagaimana karakter yang beda akhirnya tidak saling berbenturan. Dan meskipun kita mengerti benar bahwa secara karakter kita dan pasangan tidak cocok, tapi kita juga mengerti bahwa perasaan sayang akhirnyalah yang merekatkan kembali ketidak sesuaian itu.

Membaca opini-opini yang dikirimkan lewat SMS, atau mendengar langsung cerita dari orang-orang melalui telpon, membuat perasaan saya meluap-luap penuh haru. Teringat pertanyaan saya yang di jawab sama mbak Wulan di Wates tadi. Pertanyaan yang sebenarnya saya sudah tahu jawabannya.

Tidak ada orang yang TEPAT bagi kita. Yang ada adalah USAHA kita untuk membuat orang yang kita sayangi menjadi tepat bagi kita.

Menerima dan mengalah, menjadi pendengar, bukankah itu satu bentuk usaha juga? Dan itu tak pernah mudah.

Banyak...banyak sekali yang saya dapatkan dari acara bincang-bincang kali ini. Dan terhitung untuk yang kesekian kalinya saya menangis di acara ini. Haha...dasar mellow!

11 April 2008

Meg Cabot Fever...after Shopaholic series

Huahh...minggu-minggu belakangan ini buat saya, tiada hari tanpa memegang chicklit. Ada yang bener-bener bagus sampai membuat saya amat sangat (amat sangat lho, ya?) terkesan, sampai yang biasa-biasa saja, artinya tidak menimbulkan gelembung emosional selesai saya membacanya. Ada juga yang parah banget, sampai saya kembalikan begitu memasuki halaman ke seratus sekian...

Ada yang begitu luar biasanya sampai membuat saya tergila-gila. Dan berteriak histeris (sampai dilihatin orang sekantor) begitu tau seri yang itu akan difilmkan. Mudah-mudahan SEMUA seri dari petualangan Rebecca Bloomwood akan difilmkan. Tidak seperti seri Princess Diaries yang cuma ada dua film dari nyaris puluhan seri novelnya.

Setelah demam Rebecca Bloomwood, sekarang saya lagi gandrung banget dengan tingkah para pegawai The New York Journal. Bagaimana mengintip satu persatu dari mereka menemukan belahan jiwa dari peristiwa-peristiwa yang (selalu) aneh. Yang paling saya suka adalah yang
ini.

Yang membuat saya heran, kenapa ya pria-pria di chicklit yang serba segalanya selalu akhirnya jatuh cinta pada cewek tak sempurna yang hobi merepet seperti Kate Mackenzie atau Emma Corrigan? Dan kelihatannya pola chicklit dari dua penulis serial favorit saya Sophie Kinsella dan Meg Cabot selalu sama. Tentang cewek selalu bermasalah dengan dirinya yang baru saja gagal menjalin hubungan akhirnya ketemu dengan pria sempurna yang jatuh cinta pada mereka justru karena ketidaksempurnaan mereka. Cewek-cewek itu, maksud saya. Tapi bagaimanapun tertebaknya ending chicklit, saya tetap tak bisa menolak mengakui bahwa itu membuat saya tersenyum. Selalu.

Ya Tuhan, setelah membaca ulang apa yang saya tulis di atas, akhirnya saya menyadari satu hal. Betapapun selama ini saya selalu menganggap fairy tale sebagai omong kosong besar, ternyata dalam hati saya mengidap semacam kepercayaan akut bahwa fairy tale itu ada. Apapun bentuknya.

PS: Dan saya menunggu Hollywood melayarlebarkan Boys Seriesnya Meg Cabot.

09 April 2008

my brain is...

Your Brain is 73% Female, 27% Male
Your brain leans female
You think with your heart, not your head
Sweet and considerate, you are a giver
But you're tough enough not to let anyone take advantage of you!

googling

Singkat saja, kemarin ada pendengar di radio saya yang menelpon dan mengatakan bahwa beliau baru saja menggoogle nama saya plus nama radio tempat saya bekerja sekarang. Aneh saja rasanya ada orang yang mencari saya sampai sebegitunya. Studio juga nggak terlalu jauh, dan buat ketemu saya, tentu saja bisa kapan aja ketika saya siaran. Tapi mendengar perjuangan mas A ini, saya jadi terharu plus setengah gedhe kepala. Gimana ya, digoogling orang lain, serasa seleb aja :)

Namun sayang sekali, karena spelling nama saya agak-agak unik - dengan dua 'n' tanpa 'h' apalagi 'y' seperti yang selama ini banyak diduga orang - maka pencarian mas A sia-sia saja. Akhirnya beliau mengambil jalan pintas, menelpon studio ketika saya siaran dan menanyakan email saya. Lebih gampang kan? Tapi terima kasih ya, untuk usahanya :)

Urusan googling menggoogling memang bisa menimbulkan kelucuan tersendiri. Seperti teman saya yang ini, yang memang punya nama agak unik, sengaja menggoogling namanya sendiri. Eh, ternyata ada yang bernama sama, dan sampai sekarang para pemilik nama kembar yang ketemu gedhe ini masih saling berkirim email.

Saya sendiri, selain pernah digoogling, juga punya hobby menggoogling orang lain. Terutama gebetan. Meski jarang sekali berhasil, karena gebetan-gebetan saya rupanya jarang meninggalkan jejak di dunia maya. Ada satu, pria yang ketika saya lakukan pencarian dengan namanya sebagai keyword, memunculkan lebih dari 800 artikel.

Pria ini bukan seseorang yang terlalu spesial, hanya dua kali pertemuan perkenalan dan tiga kali lagi bertemu sebagai pasangan kencan. Waktu itu saya sempat bercanda dengan seorang teman, setidaknya ketika dia memenangkan hadiah nobel atau melakukan entah apa suatu hari nanti dan seluruh dunia mengenalnya, saya bisa berkata pada diri saya 'di suatu waktu dalam kehidupan saya yang lalu, saya pernah mengenalnya lebih dekat dari bagaimana orang lain sekarang mengenalnya'.

05 April 2008

please welcome "Ms. Rebecca Bloomwood"

Membuat heboh pertemuan keuangan demi obralan syal Denny and George, mengacaukan tur keliling New York karena tergiur masuk Saks Fifth Avenue, siapa lagi kalau bukan Becky Bloomwood.

And she's back!

Bukan! Bukan di buku ke enam, tapi di layar lebar, saudara-saudaraku! Isla Fisher pastilah gadis paling beruntung di dunia karena terpilih untuk berperan sebagai Becky, si gila belanja yang luar biasa, instingtif dan selalu beruntung.

Ahakk...nggak sabar nunggu tahun 2009! Nggak sabar juga nunggu Sex and The City diputer di sini. Kapan ya...