26 September 2008

how stylish can you go?

Pagi ini, di tengah-tengah siaran, ketika partner saya pulas di kursi, saya menyempatkan diri untuk mengulik hobi lama. Melihat gaya-gaya unik di sini.


Rupanya tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk tampil mengesankan, tidak harus berlangganan majalah fashion terkini untuk mengup-date trend. Tidak harus tampil kembar dengan yang lain untuk bisa disebut stylish. Tidak perlu runway dan kilatan blitz untuk membuat orang lain terpesona.
Lihatlah orang-orang itu. Di Paris. Di New York. Di Milan. Di Florence. Di Hyeres.Mereka barangkali perawat, resepsionis, customer service, akuntan, public relation, chef, pengacara, wartawan, atau mungkin penyiar :) Yang pasti, tak satupun berprofesi sebagai model. Dan mereka tak memerlukan catwalk. Cukup jalan raya dan kamera pocket si pemilik blog.
Maukah Anda mengenakan busana seperti ini, di sini?


17 September 2008

michael clayton

Ini film yang saya tonton dari hasil kabur-kaburan sesiangan tadi. Tentu saja, beberapa waktu sebelumnya, saya sudah membaca review film ini, karena banyak dinominasikan untuk Oscar, dan memenangkan beberapa di antaranya. Yang paling saya ingat adalah penghargaan untuk aktris pembantu terbaik, yang jatuh pada Tilda Swinton. Itupun karena Tilda mengenakan bangles yang keren sekali pada saat award berlangsung.
Dari segi cerita sendiri, hampir menyerupai Erin Brokovich. Bedanya, Michael Clayton digambarkan sedikit lebih gelap, dengan euforia yang begitu terasa di kira-kira lima menit terakhir. Tokoh utama, Michael, yang diperankan dengan sangat bagus (plus ganteng) oleh eks dokter E.R. George Clooney, juga bukan orang suci. Punya kecanduan main poker, bermasalah dengan keluarga dan agak skeptis. Satu peristiwa yang membuatnya dekat dengan kematian akhirnya merubah segalanya.
Secara umum film ini bagus.
Dan satu quote yang saya garis bawahi di film ini adalah I am Shiva, the god of death.

Fun...fun...fun!!!

Being spontaneous is Fun!! Yup, dengan 'f' kapital. Apalagi bagi saya, yang terbiasa merencanakan sesuatu sampai tiga puluh hari ke depan, kenikmatan bersikap spontan barangkali setara dengan mencium Jude Law. Ahahaha...

Seperti siang ini. Ketika bangun jam sembilan tadi, saya tak menyangka bahwa saya akan menghabiskan siang hari dengan menonton Michael Clayton. Oh, itu benar-benar di luar rencana. Padahal semalam sebelum tidur, saya udah menyusun jadwal di kepala. Ke kantor untuk merekam sesuatu selama kurang lebih satu jam, lalu berangkat ke kampus dan menghabiskan waktu di sana sampai kira-kira ashar. Pulang, menyiapkan makanan buat berbuka, lantas ke kantor (lagi) dan siaran.

Tapi entah kenapa, begitu rekaman selesai, saya menelpon pacar untuk menanyakan sesuatu dan itu malah berakhir ke janjian untuk mengantar saya ke kampus. Iya kalau sampai kampus. Di tengah jalan, tiba-tiba saya bilang:

"Say, gimana kalau kita makan siang aja, dan aku bolos?"

Ah, dan di inilah kami terdampar. Menonton Michael Clayton di 21, akhirnya. Berusaha untuk tidak merasa bersalah karena bolos kuliah (mata kuliah yang kebetulan tak begitu saya suka), dan melupakan bahwa saya udah harus di studio jam 4.

No need to sorry, I had fun. Really.

PS: Makasih, sayang...