25 March 2008

mellow day

Jadi ingat apa yang pernah ditulis sahabat saya di sini. Yap, bener! Subyek yang ada dalam tulisan itu adalah saya. Berawal dari seringnya berganti jam siaran, sampai empat dinding yang merapat menjadi ruang tiga kali empat meter dan didominasi warna merah yang merupakan ruang kerja kami mendengar semuanya. Betapa sahabat saya adalah pendengar yang baik, juga pemberi nasehat yang baik.

Tidak selalu mengenai apa yang terjadi pada hidup saya, kadang-kadang saya membawa ingatannya ke buku-buku yang pernah kami baca atau film yang pernah kami tonton. Dan kesukaan saya akan drama rupanya sangat berdampak pada kelenjar airmata. Saya selalu bergurau bahwa kelenjar airmata saya bekerja lebih keras daripada orang lain. Karena saya menghambur-hamburkan stok airmata kadang untuk hal yang amat sepele.

Seperti pagi ini. Terbawa oleh peristiwa yang saya alami beberapa hari lalu, yang meninggalkan kekecewaan cukup dalam dan membuat saya akhirnya curhat dengan seseorang yang belum terlalu saya kenal. Tapi saya tahu, dia akan menjadi pendengar yang baik, sekaligus penasehat yang baik. Dia merekomendasikan pada saya untuk mengingat film lama "The Way We Were". Film ini menunjukkan betapa sulitnya menjaga sebuah hubungan.

Mendengarkan lagu soundtracknya saja bisa membuat saya menangis tersedu-sedu. Apalagi ketika teringat adegan saat Katie membelai rambut Hubbell dan berkata "Your girl is lovely, Hubbell".

Aah, pokoknya nangis. Masih ada beberapa lagu lama yang saya dengarkan pagi ini yang membuat callbox banjir airmata.

Dasar Miss Mellow!

12 March 2008

misteri terbesar di dunia

Apa? Apa misteri terbesar di dunia? Mungkin saya sudah menemukan satu. Tapi nanti dulu.
Saya ingin sedikit mengingat apa yang pernah saya baca, lihat ataupun alami.


Pertama, Serial Harry Potter yang fenomenal.
Tepatnya di buku-buku terakhir, ketika para penyihir muda kita mulai mengalami pubertas, dan saling lirik sana sini di tengah-tengah misi menumpas sihir hitam. Ada banyak peristiwa yang menjelaskan bingungnya Harry menghadapi sikap Cho dan Hermione. "Seharusnya itu yang mereka ajarkan kepada kami, bagaimana cara kerja otak anak-anak perempuan".


Kedua, novel legendaris Romo Mangun "Burung-Burung Manyar".
Ketika pikiran Teto mencoba menyelami pemikiran Marice, mamanya. "Wanita adalah misteri besar. Mereka seperti bungkus berlapis-lapis. Sementara kaum pria adalah lapisan terluarnya yang mudah sekali terkelupas".


Dari lebih banyak lagi referensi, ternyata saya menemukan bahwa misteri terbesar di dunia bagi para pria adalah 'hati wanita'. Bagaimana dengan wanita? Mari-mari, menuju ingatan saya yang ini.


Mengenai satu adegan di film Great Expectations yang juga menampilkan tubuh polos Gwyneth Paltrow.
Ada satu adegan liris yang membuat hati saya uhm...apa ya istilahnya, prihatin sekaligus gemas. Percakapan antara Finnegan Bell dan Estella, di satu sore ketika segala sesuatunya serba keemasan. Di satu tempat di New York, di mana jembatan, daun-daun dan segala sesuatunya berkilau di bawah cahaya matahari.
Estella : Walter wants me to marry him
Finn : Why did you tell me?
Estella : I want you to say something
(Ada jeda yang tak mengenakkan, saya yakin, bagi keduanya)
Finn : Congratulation
Apa sih, yang dipikirkan Finn ketika mengucapkan kata C itu? Jelas-jelas dia mengerti apa yang dimaksudkan Estella. Bukankah mata dan gesture berbicara lebih banyak daripada bibir. Charles Dickens memahami sekali bagaimana merasakan sebuah 'gamang'.
Dengan banyaknya artikel tentang psikologi pria di majalah-majalah wanita - yang selalu saya baca pertama kali - saya menemukan bahwa hal yang sama juga berlaku bagi kami, kaum wanita.
Bagi saya, sampai saat ini, misteri terbesar di dunia adalah apa yang ada di ikiran lawan jenis. Saya menjadi host acara curhat wanita selama lebih dari setahun. Tapi sampai sekarang, rasanya belum ada rumusan atau pola yang tepat mengenai hal itu.

08 March 2008

still you...

Semalam seorang teman berkata 'kita cenderung memiliki kebiasaan menyakiti orang yang justru kita sayangi'
Saya tak mengerti, lantas teman ini menjelaskan. Karena kita punya kata kunci bernama 'sayang' ini, kita lalu merasa aman untuk melakukan apa saja. Kita merasa berhak membuat kesalahan apapun dengan alasan 'karena aku sayang kamu'.

karena aku sayang kamu, maka aku nggak pengen kamu begitu. Karena aku sayang kamu, maka aku melakukan itu

Apalagi kalau kita juga sangat mengetahui, kalau perasaan sayang dia kepada kita sama besarnya. Rasanya apapun yang kita lakukan akan mendatangkan maaf pada akhirnya.

Saya tertohok mendengar ini. Betapa selama beberapa bulan terakhir ini saya tak belajar banyak. Saya tetap menjadi si manusia egois, yang selalu ingin seluruh keinginan saya terpenuhi. Saya melihat gelas yang setengah kosong, dan bukannya setengah isi.

Saya memiliki pasangan jiwa yang begitu luar biasa, yang baginya saya adalah inti kehidupan. Selalu memperhatikan saya, apa yang saya butuhkan, memberikan saya kenyamanan. Hal yang paling dia inginkan adalah membahagiakan saya. Dan ada kalanya saya tak bahagia, itu bukan salahnya, tapi karena diri saya sendiri. Ada beberapa waktu, ketika saya tidak bisa percaya padanya, meskipun sekian lama ini dia selalu menunjukkan dirinya sebagai sosok yang bisa dipercaya. Dan selalu tanpa sengaja, saya menyakiti hatinya. Meskipun saya tak pernah ingin begitu...

For you (you know who you are)
I still love you...
you and every little thing that you are...

PS: Saya tak biasanya menulis perasaan pribadi saya di blog. Tapi dada saya terasa sesak untuk diam.