21 January 2009

komentar Syaipul Jamil tentang hubungan baru dewi persik: sebuah cara yang tidak cerdas untuk menunjukkan kecemburuan

Ceritanya tadi sore saya sama pacar lagi iseng nonton infotainment. Nggak biasa-biasanya, karena memang tak ada acara yang menarik sore itu. Jadilah infotainment menemani kami berdua, karena ini satu-satunya acara yang bisa ditonton tanpa mikir. Plus kami udah menyiapkan dua mulut untuk memproduksi celaan :)

Nah, berita diawali - atau ditengahi, saya tak terlalu menyimak karena sibuk ngobrol dengan pacar - tentang pasangan baru Dewi Persik - Aldiansyah Taher, yang katanya tidak disetujui oleh orang tua si cowok. Hal ini masih diperkeruh dengan komentar dari mantan suami si cewek yang dulu pernah mencalonkan diri jadi entah apa, hehe.

Bang Ipul mengatakan kalau si Aldi Taher ini udah mendapatkan bekasnya. 'Nggak original lagi', begitu seingat saya. Saya - dan jugaRata Penuh pacar - agak tergelitik plus sedikit panas mengenai komentar ini. Kok rasanya kalimat yang diucapkan oleh beliau Haji Syaipul Jamil ini terlalu male-oriented yak? Kenapa harus DP yang jadi bekas dia, dan dengan pedenya dia merasa bahwa hal berlawanan tidak berlaku. Dia kan juga berarti bekasnya DP.

Itu kalau mau memakai istilah bekas-pake, yang menurut saya sama sekali tidak intelek. Huh!

Ya, orang cerdas juga pasti bisa melihat kalau Bang Ipul ini jeles dan rasanya nggak rela kalau mantan istrinya ternyata lebih bisa move on duluan dan dapet gandengan. Muda lagi! Apalagi, kalau nggak salah, Bang Ipul sempat sesumbar beberapa waktu lalu bahwa dia bakal mengajak DP rujuk. Dengan adanya berita DP punya pacar, berasa ditampollah muka pak haji satu ini. Dan akhirnya, beliau membuat statement, yang barangkali menurutnya akan membuat orang berpikir 'Thank God, Ipul nggak milih buat rujuk lagi sama Dewi!' Yang sayangnya malah menunjukkan kalau beliau ini sama sekali tidak bisa menyikapi kekalahan dengan cara cerdas!

Duhh, sebenernya males banget bahas-bahas infotainment. Tapi yah, buat hiburan saja nggak ada salahnya. Asal nggak terlalu dimasukin ke pikiran aja, sirkus orang-orang sok penting ini.

09 January 2009

Pernak-pernik toilet

Beberapa hari lalu, saya menggunakan toilet di kampus. Kebetulan waktu itu saya tidak berada di gedung yang biasanya dan baru pertama kali itu saya menggunakan toilet di gedung bersangkutan.
Sambil "melaksanakan keperluan", saya mengamati sekeliling ruangan yang hanya berukuran dua kali dua tersebut.

Duh, di empat bidang tembok yang melingkari saya, saya menemukan banyak sekali tulisan 'aneh'. Ada pengakuan seorang homoseksual, pengakuan seorang penjahat kelamin yang pengen bertobat yang bawahnya adalah tulisan-tulisan orang yang memberi tanggapan atas pengakuan tersebut. Dan beberapa diantaranya barangkali akan sepanjang folio jika diketik.

Saya nggak akan komentar mengenai kesadaran akan kebersihan atau semacamnya. Tapi terus terang saja, saya meraa heran dengan ketersediaan waktu orang-orang yang menyempatkan diri menulis segala macam hal di dinding kamar mandi.

Katakanlah, narangkali si PK ini stuck sendiri dengan kehidupan serta kelakuannya yang selalu berputar di wilayah kelamin, sehingga tembok toilet adalah media yang tepat untuk mengeluarkannya. Dibaca semua orang, tapi tak elalu dicurigai bahwa dia yang menulis. Tapi yang menggunakan toilet untuk mengarang sehalaman folio? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengetikkan jawaban dari konultasi si PK?

Sepuluh menit di dalam ruangan itu raanya saya seperti diekap di ketiak orang yang baru menghabiskan dua jam berolahraga, aya tak bisa membayangkan ada orang yang telaten menuli sekian paragraf demi menjawab curhatan orang tak dikenal.