07 August 2008

quarter life fear, is it real or just a metropop campaign?

Saya pernah membaca satu chicklit Indonesia, Quarter Life Fear. Maaf kalau saya bilang, saya kurang begitu terkesan ketika membaca. Well, saya memang tak mengharapkan novel ini bisa menimbulkan perasaan inspired seperti ketika membaca Gone With The Wind atau Laskar Pelangi misalnya.

Quarter Life Fear, sudah saya baca beberapa waktu silam. Alur maupun karakternya seperti kebanyakan chicklit atau metropop yang sekarang menjamur di toko buku. Cerita yang nyaris seragam, karakter yang kebanyakan.

Hmm...kali ini saya tidak akan menulis review buku. Tapi tentang 'fear' itu sendiri. Ketakutan cewek manapun yang memasuki usia seperempat abad dan kelihatannya serba kurang di sana sini. Single, yang artinya belum punya pasangan serius, tapi sudah merasa dikejar-kejar usia (atau orang tua?). Pekerjaan ada, tapi finansial masih di ujung tanduk. Dikelilingi oleh orang-orang - yang sepertinya - lebih hebat sehingga memicu perasaan minder. Pernahkah merasa seperti ini, teman?

Beberapa hari lalu, saya melewatkan detik pergantian usia saya. Iya, saya sudah terhitung seperempat abad lho! Hari yang menyenangkan, ketika sahabat-sahabat dari berbagai kota mengucapkan selamat, ketika dibangunkan pagi buta oleh 'dia' dengan kecupan, meskipun lewat telpon, dan melewatkan hari dengan perasaan luar biasa bahagia.

Tidak ada ketakutan berlebihan seperti yang dideskripsikan di novel-novel chicklit atau metropop yang sering saya baca. Barangkali memang perasaan seperti ini tak bisa dikategorikan menjadi normal atau abnormal, hanya saja ketika menjalaninya sendiri, rasanya berbeda. Saya juga belum bisa dibilang berada dalam posisi mapan, baik finansial maupun emosional. Tapi entah ya, perasaan khawatir ataupun minder tidak begitu saya rasakan. Yang ada justru sebaliknya. Optimis dan yang tidak pernah berubah dari dulu, narsis!

Mungkin seharusnya saya mensyukuri itu. Sederhana ya?

Ps.
Maaf untuk para penulis chicklit dan metropop. Saya tidak bermaksud mencela, hanya sebagai perbandingan saja. Bagaimanapun, saya sangat menikmati adegan-adegan yang kadang lucu, aneh, konyol dan bikin nangis.
Seringnya nangis ketika baca ending, memang dasar manusia slang-air.

2 comments:

luminous-valkyrie said...

yak betul..
usia 25 cuma satu hari yang datang dan berlalu..
matahari tetap terbit & tenggelam pada jamnya, kucingku tetap mengeong minta maem & Mami tetep ngomel2 coz aku susah dibangunin..
walaupun hari itu aku ultah tapi lagi jomblo n jobless, i feel fine kok..

dulu waktu masi SMA bayangin umur 25, mbok, rasanya tua banget.. sekarang, umur 26 juga ternyata masi tetep kekanak2an..

eniwei, my sister in birth-year, aku lagi nyari judul novel fantasi yang disebut2 di chicklit Quarter Life Fear ini.. (atau yang Dilemma ya, aku sendiri lupa..)
if you have a clue, please let me know ya..

monggo kunjungi blog saya.. walaupun isinya masi minimalis.. ^^

tenkyu..

kennisa said...

Jeng...jeng, kok linknya tidak bekerja yak...