08 March 2008

still you...

Semalam seorang teman berkata 'kita cenderung memiliki kebiasaan menyakiti orang yang justru kita sayangi'
Saya tak mengerti, lantas teman ini menjelaskan. Karena kita punya kata kunci bernama 'sayang' ini, kita lalu merasa aman untuk melakukan apa saja. Kita merasa berhak membuat kesalahan apapun dengan alasan 'karena aku sayang kamu'.

karena aku sayang kamu, maka aku nggak pengen kamu begitu. Karena aku sayang kamu, maka aku melakukan itu

Apalagi kalau kita juga sangat mengetahui, kalau perasaan sayang dia kepada kita sama besarnya. Rasanya apapun yang kita lakukan akan mendatangkan maaf pada akhirnya.

Saya tertohok mendengar ini. Betapa selama beberapa bulan terakhir ini saya tak belajar banyak. Saya tetap menjadi si manusia egois, yang selalu ingin seluruh keinginan saya terpenuhi. Saya melihat gelas yang setengah kosong, dan bukannya setengah isi.

Saya memiliki pasangan jiwa yang begitu luar biasa, yang baginya saya adalah inti kehidupan. Selalu memperhatikan saya, apa yang saya butuhkan, memberikan saya kenyamanan. Hal yang paling dia inginkan adalah membahagiakan saya. Dan ada kalanya saya tak bahagia, itu bukan salahnya, tapi karena diri saya sendiri. Ada beberapa waktu, ketika saya tidak bisa percaya padanya, meskipun sekian lama ini dia selalu menunjukkan dirinya sebagai sosok yang bisa dipercaya. Dan selalu tanpa sengaja, saya menyakiti hatinya. Meskipun saya tak pernah ingin begitu...

For you (you know who you are)
I still love you...
you and every little thing that you are...

PS: Saya tak biasanya menulis perasaan pribadi saya di blog. Tapi dada saya terasa sesak untuk diam.

4 comments:

Anonymous said...

Bener siy, kadang dgn alasan cinta, kita minta ditolerir, pdhl sebenarnya kita justru menyakiti pasangan...

gimana kabarnya ken ? sehat ? :)

Anonymous said...

rumit...

Anonymous said...

Hidup memang selalu dikuti bayang2, ada kalanya bayang2 itu terlalu menyesakkan, ada kalanya berupa mimpi yang tanpa batas, ada kalanya pula bayang2 hadir sebagai keinginan yang terlampau luas.

Kebahagian seseorang pun bukan berarti dia harus lepas dari bayang2nya, karena terkadang bayang2 datang sebagai senyum yang menggembirakan.

( Lebih baik kita tahu sebab kita menangis, dari kita tidak tahu sebab apa kita tertawa )

Anonymous said...

memang begitu..
sulit melakukannya...

fiuhhhh...